Thursday, October 25, 2012

Pisang wak Haji

Wak Haji Abdul Haq bin Kakek Haji Abdul Wahap merupakan tokoh agama Islam di desa Baru Lubai kecamatan Prabumulih, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan. Pada tahun 1970 Wak Haji Abdul Haq menanam serumpun pohon pisang kepok orang menyebutnya pisang kematu di halaman samping rumahnya. Beliau menanam pisang ini dengan cara mengali tanah dengan ukuran 50x50x50 centimeter. Setelah lubang dibuat selanjutnya wak Haji Abdul mengumpul kotoran sapi dan langsung dimasukkan kedalam lubang tempat menanam pisang. Beberapa hari kemudian setelah kotoran Sapi tersebut telah hilang kadar gas, bibit pisang Kepok dimasukkan kedalam lubang yang telah disediakan komposnya.

Setiap hari Wak Haji Abdul Haq rajin membersihkan dan merawat pisang Kepok tersebut. Dari hari kehari beliau mengamati perkembangannya dengan teliti. mulai tumbuhnya daun pisang dan semakin tinggi pohon pisang Kepok. Pohon pisang tanaman wak Haji Abdul Haq tumbuh subur, dan ketika penulis lewat dekat tumbuh pohon Kepok itu, kelihatan mulai munculnya calon bunga (jantung), kemudian mekar dan akhirnya muncullah barisan buah pisang yang menyerupai sisir setelah kelopaknya gugur. Sisir demi sisir  muncul dan membentuk tandan buah yang cukup panjang, untuk kemudian matang dan siap dipanen. 

Pohon pisang Kepo wak Haji Abdul Haq tingginya mencapai 250 centimeter dengan lilitan pohonnya 30 centimeter. Sungguh suatu pohon Kepok yang super, dari waktu ke waktu anaknya bertambah. Dalam serumpun pisang Kepok wak Haji Abdul Haq jumlah pohon mencapai 10 batang. Sebatang pisang hanya menghasilkan setandan pisang. Setelah berbuah, lalu pohonnya ditebang akan mati. Lalu Wak Haji Abdul Haq, menunggu kembali anakan pisang baru selama berbulan-bulan untuk berbunga dan berbuah. Begitulah seterusnya dalam kurun waktu pisang Kepok itu berkembang biak banyak dan selalu berbuah besar-besar.

Suatu hari, sebuah anakan pisang menunjukkan perkembangan yang menyenangkan. Pohon itu mulai memamerkan kuncup bunganya. Dan menurut perhitungan, maka buah pisang itu akan matang dan siap panen menjelang Hari Raya Idul Fitri. Tepat siap panen pada saat yang benar-benar dibutuhkan. Jika pisang ini matang tepat waktu, tentu beberapa keluarga akan kebagian untuk mencicipi buah pisang Kepok. Suatu kenangan yang sangat berkesan pohon pisang Kematu wak Haji Abdul Haq.

No comments:

Post a Comment